Malam Takbiran Iduladha: Refleksi Kebersamaan dan Pencerahan Spiritual di Lapas Narkotika Karang Intan
Suara lantunan takbir mengalun khidmat dari Masjid At-Taubah, menyelimuti Lapas Narkotika Kelas IIA Karang Intan pada Kamis malam (5/6). Dalam nuansa penuh syukur menyambut Iduladha 1446 Hijriah, Kalapas Edi Mulyono bersama jajaran petugas dan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) berikhtiar merajut kebersamaan melalui kegiatan takbir keliling yang sarat makna. Momen ini tidak hanya menjadi tradisi tahunan, tetapi juga bukti nyata komitmen lembaga dalam membangun keseimbangan antara pembinaan fisik dan rohani.
Takbir sebagai Medium Pembinaan: Menyatukan Hati di Tengah Jeruji
Dengan iringan rebana yang dinamis, puluhan WBP duduk melingkar bersahut-sahutan mengumandangkan pujian kepada Sang Khalik. "Kegiatan ini adalah cara kami menanamkan nilai-nilai religius sekaligus menguatkan rasa persaudaraan. Di balik tembok Lapas, mereka tetap berhak merasakan kehangatan hari raya," ujar Edi Mulyono. Takbir keliling yang dipadukan dengan tausiyah ringan menjadi sarana introspeksi diri, mengingatkan semua pihak tentang esensi pengorbanan dan hijrah menuju kehidupan lebih baik.
Dari Rasa Syukur ke Harapan Baru: Kisah Penyemangat dari WBP
RZ, salah seorang warga binaan, tak kuasa menahan haru saat berbagi kisahnya: "Saya belajar arti syukur yang sesungguhnya di sini. Meski terpisah dari keluarga, kebersamaan dengan petugas dan teman-teman membuat saya merasa tidak sendiri." Pengakuan tulus ini menggambarkan bagaimana pembinaan spiritual di Lapas Narkotika Karang Intan tidak sekadar rutinitas, tetapi upaya memanusiakan manusia melalui pendekatan holistik.
Integrasi Nilai Spiritual dalam Sistem Pemasyarakatan
Kegiatan malam takbiran ini merupakan bagian dari program rehabilitasi berbasis karakter yang diusung Lapas Narkotika Karang Intan. Melalui kolaborasi antara petugas dan WBP, lembaga ini berhasil menciptakan ekosistem pembinaan yang tidak hanya menekankan kedisiplinan, tetapi juga kematangan emosional dan spiritual. "Iduladha mengajarkan kita tentang kepasrahan dan pengorbanan. Nilai-nilai inilah yang ingin kami tanamkan sebagai bekal reintegrasi mereka ke masyarakat," tambah Edi Mulyono.
Pesona Malam Penuh Berkah: Jejak Langkah Menuju Perubahan
Sebagai penutup, acara diisi dengan doa bersama untuk keselamatan bangsa dan kebermanfaatan WBP pasca-bebas. Gemuruh takbir yang menggema di balik jeruji menjadi simbol harapan: bahwa setiap langkah perbaikan diri, sekecil apa pun, akan bermakna dalam merajut masa depan yang lebih cerah. (sbl.)